Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerima kunjungan Wakil Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Mesir, Mohamed Ad-Duweiny d Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 25 Juni 2024.
Turut hadir dalam pertemuan hal yang demikian, Direktur Pengajaran Tinggi Islam Kemenag Ahmad Zainul Hamdi, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yasser Elshemy, Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar urusan Mahasiswa Internasional Nahla Soidy, Direktur Jenderal Lembaga Ulama Senior Al Azhar Mesir Mahmoud Sedki Hassan, Pejabat Fungsi KBRI Kairo Rahmat Aming Lasim, Atdikbud KBRI Kairo Abdul Muta’ali, dan Kepala Media Al-Azhar Hussam Syakir.
Dalam kans itu, Mohamed Ad-Duweiny minta agar seleksi registrasi calon mahasiswa dari Indonesia, terutamanya yang berijazah non-Muadalah, bisa seluruhnya dikonsentrasikan lewat Kementerian Agama dengan standarisasi kelulusan yang ditentukan oleh Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
Sentra ini dibutuhkan untuk menghindari oknum tertentu yang memberangkatkan calon mahasiswa namun belum dinyatakan sesuai diterima sesuai standarisasi Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
“Ia pengembangan pengajaran di Al-Azhar itu satu-satunya ialah Markaz https://www.theteahousecliftonsquare.com/ Tahwir yang menjadi standar bisa diterima atau tak seorang calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar. Markaz Tahwir disiapkan untuk mereka bisa menerima pengajaran Bahasa Arab yang cukup sebagai bekal bagi mereka bisa melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar,” kata ia dalam keterangan yang dikutip Kamis (27/6/2024).
Kasih juga berkeinginan, segala calon mahasiwa yang diberangkatkan ke Al-Azhar Mesir dengan ijazahnya non-Muadalah seharusnya mendapatkan legalisasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta.
Mohamed Ad-Duweiny menegaskan, calon mahasiswa yang ijazahnya tak memiliki legalisasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta karenanya dianggap tak sesuai.
“Kami berkeinginan sekali memastikan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang datang dari Indonesia lewat trek yang sah. Kami berkeinginan memastikan tiap mahasiswa Indonesia yang datang dalam keadaan yakin diterima dan mereka memiliki keaslian,” jelasnya.
Kans Apresiasi
Sementara, Menag Yaqut mengapresiasi langkah dan inisiatif Universitas Al-Azhar, terutamanya apabila nantinya seleksi yang dilaksanakan bisa dilaksanakan secara online.
“Kita tahu atensi si kecil-si kecil Indonesia untuk kuliah di Al-Azhar itu betul-betul tinggi sekali. Berdasarkan untuk dilaksanakan secara online itu menarik, sebab tentu ini betul-betul memudahkan si kecil-si kecil Indonesia untuk mengakses pengajaran di Al-Azhar,” kata ia.
Yaqut, pihaknya berjanji untuk membahas kerjasama penerimaan mahasiswa ini secara lebih detail dengan mengirimkan delegasi khusus dari Kemenag ke Universitas Al-Azhar Mesir.
“Al-Azhar memiliki jasa yang betul-betul istimewa bagi Indonesia. Tokoh-tokoh besar banyak lahir dari Al-Azhar. Kami akan betul-betul serius untuk memproses ini dengan benar,” pungkasnya.